Tahun 2014 dikenal sebagai tahun politik karena pada tahun ini akan diadakan pemilihan umum. Pemilu diadakan 2 sampai 3 kali, yakni untuk memilih anggota legislatif dan eksekutif negara. Semua golongan politisi dan partai berlomba-lomba untuk mendapat posisi politis yang strategis, dengan embel-embel perjuangan untuk rakyat.
Menjelang hari pemilihan yang semakin dekat, para politisi beserta parpol peserta pemilu beramai-ramai melakukan manuver politik. Saling serang dan sindir pun tidak terelakan. Mereka semua saling klaim kalau dirinyalah yang paling benar dan partai lain itu salah. Padahal dengan hal seperti itu, mereka memberikan pendidikan yang buruk bagi bangsa ini.
Beberapa partai yang memiliki calon presiden "muka lama" selalu mengedepankan visi dan misi serta mengungkit sejarah kesuksesan kepemimpinan partainya. Dengan kata lain, aroma penggunaan partai sebagai kendaraan politik amat tercium dari sosok-sosok yang sangat ingin berkuasa atas negeri ini.
Partai lainnya dengan capres "muka baru" menjanjikan perubahan besar-besaran atas bangsa ini dengan berbagai program yang ditawarkannya. Ada pula partai yang masih melakukan konvensi pemilihan capresnya dari banyak tokoh terkenal dengan harapan elektabilitas dan popularitas partainya semakin hari kian menanjak. Mereka semua seakan belum sadar bahwa kepentingan rakyat dipertaruhkan atas persaingan mereka.
Ada pula partai baru yang mengklaim dirinya membawa pesan perubahan. Indonesia perlu direstorasi. Tetapi sekali lagi partai baru tersebut juga masih kental dengan nuansa kendaraan politis yang didirikan oleh tokoh muka lama. Tanpa bermaksud menyindir, kita berbaik sangka saja kalau tokoh tersebut ingin perubahan. Perubahan baru dengan kendaraan politis yang baru.
Media massa ikut ambil bagian yang sangat penting dalam kampanye politis dari parpol peserta pemilu. Tercatat sedikitnya 4 grup media massa besar yang dimiliki oleh tokoh partai. Semuanya pun terbukti dijadikan alat sosialisasi baik langsung maupun terselubung oleh para tokoh pemiliknya tersebut.
Kita sebagai pemilih harus cerdas. Cari tahu keunggulan dari parpol dan politisi yang akan kita pilih. Jangan tergoda oleh rayuan sesaat dan politik uang. Mereka akan mengambil jauh lebih banyak dari yang mereka berikan. Dan juga jangan golput, mari memilih demi masa depan bangsa.
Tuesday, April 8, 2014
Fenomena pemilu legislatif 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment