Pembuatan kompos kering
dari sampah organik sebenarnya cukup mudah dilakukan. Pada dasarnya, pembuatan
kompos kering ini adalah untuk memanfaatkan kembali sampah organik yang
biasanya terbuang menjadi sesuatun yang lebih berarti.
Bahan yang diperlukan pun sangat mudah ditemukan di
sekitar kita. Bahkan untuk memperolehnya bisa dibilang hampir tidak
mengeluarkan biaya. Sebenarnya apakah bahan bakunya? Ya tentu saja, sampah
organik. Bisa berupa sisa tumbuhan, daun kering atau limbah rumah tangga
sekalipun.
Bagaimana bisa sampah yang berbau busuk di sekitar kita
berubah menjadi pupuk yang menyuburkan tanaman? Jawabannya ada di bawah ini dan
tentu saja itu semua melewati berbagai proses terlebih dahulu.
Pada dasarnya pembuatan kompos kering ini melewati
beberapa proses dasar, yakni :
1.
Persiapan
2.
Pencampuran & Penghalusan pertama
3.
Fermentasi
4.
Pembakaran / Pemanasan
5.
Pencampuran & Penghalusan kedua
6.
Pengemasan
I.
Tahap
persiapan
Pada
tahap ini kita mempersiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan. Alat dan
bahan yang akan digunakan bisa menyesuaikan dengan keadaan. Beberapa alat dan
bahannya antara lain:
1.
Sampah organik (penulis menggunakan
sampah kulit bawang + daun kering)
2.
Sekam kering
3.
Pupuk kandang
4.
Sendok pengaduk
5.
Penggiling / penghancur jerami
6.
Karung
7.
Cairan fermentasi
8.
Plastik penutup
II.
Pencampuran
& Penghalusan pertama
Urutan kerja:
1.
Sortir sampah organik yang akan
digunakan, pisahkan sampah lain dan benda asing agar tidak mengganggu saat
proses penggilingan.
2.
Campur sampah organik dengan sekam
kering dengan komposisi 1:1.
3.
Aduk sampai sampah organik dan sekam
bercampur dengan sempurna, jangan sampai ada yang menggumpal
4.
Masukan bahan campuran tadi ke dalam
penggiling sampai menjadi potongan-potongan kecil
5.
Kumpulkan bahan ke dalam karung.
III.
Fermentasi
Proses
fermentasi pada hakikatnya adalah memanfaatkan bakteri anaerob untuk membusukan
bahan organik. Pada pembuatan pupuk kompos kering ini, proses fermentasi juga
dilakukan untuk menguraikan sampah dan menghilangkan bau sampah organik. Urutan
kerjanya:
1.
Hamparkan bahan pupuk yang akan
difermentasikan.
2.
Tuangkan kira-kira 300ml cairan
fermentasi untuk setiap 1 karung bahan pupuk.
3.
Aduk sampai merata.
4.
Simpan bahan yang telah diberi cairan
fermentasi, tutup dengan plastik agar tidak terkontaminasi dengan udara luar
selama kira-kira 2 minggu.
IV.
Tahapan
Pembakaran / Pemanasan
1.
Buka penutup bahan yang difermentasi.
2.
Hamparkan bahan yang telah
difermentasikan.
3.
Biarkan sampai agak mengering dan asap
menghilang.
4.
Masukan ke dalam bak pembakaran.
5.
Bakar / Panaskan bahan dengan tujuan
untuk menghentikan proses fermentasi & mensterilkan bahan pupuk.
V.
Pencampuran
& Penghalusan kedua
1.
Angkat bahan pupuk dari bak pembakaran.
2.
Ayak bahan pupuk tadi sampai manjadi
lebih halus.
3.
Pisahkan bahan lain yang mengganggu.
4.
Campurkan bahan pupuk yang telah diayak
dengan pupuk kandang, komposisinya adalah 3:1.
5.
Aduk sampai semua bahan tercampur
merata.
6.
Diamkan beberapa saat sampai bahan agak
mengering
7.
Haluskan bahan untuk kedua kalinya pada
penggilingan sampai teksturnya menjadi sangat halus.
VI.
Pengemasan
1.
Bahan pupuk yang telah jadi harus
didinginkan dulu selama kurang lebih 3 hari.
2.
Setelah kering, pupuk harus diayak
terlebih dahulu untuk menyingkirkan kontaminan dari dalam pupuk.
3.
Kemas ke dalam plastik berukuran sekitar
3,5Kg.
4.
Lapis lagi dengan plastik kemasan.
5.
Pupuk siap untuk disebarluaskan.
(Entry ini dibuat dan dipublikasikan atas bimbingan, arahan dan izin dari Bpk. H. Ramin, Inisiator KRPL 010 Kelurahan Tengah, Kramat jati, Jakarta Timur.)
Cairan fermentasi yang digunakan itu apa namanya?
ReplyDeleteTerima kasih...